Krisis pada seperempat abad atau lebih dikenal dengan Quarter Life Crisis merupakan ketika seseorang dalam rentang usia 20-30 tahun. Pada usia ini, cenderung kebanyakan orang mulai ketakutan sama yang namanya masa depan. Mereka mulai bingung dalam melakukan sesuatu atau takut kalo masa depan gak sesuai sama ekspektasi mereka.
Tidak sedikit dari mereka yang saat memasuki fase Quarter Life Crisis ini mulai menarik diri dari lingkungan, menjadi menjadi lebih tertutup dari sebelumnya. Tapi hal ini dikatakan wajar-wajar aja. Ini merupakan proses pendewasaan dimana seseorang mulai menyaring hal-hal yang bagi mereka tidak penting.
Hadirnya Quarter Life Crisis ini salah satunya disebabkan oleh lingkungan, jadi wajar aja kalo mereka mulai menjauhakan diri dari lingkungan. Lingkungan sering kali memberikan pertanyaan-pertanyaan tentang hidup, sedangkan jawabanya cuma waktu yang bisa jawab. Pertanyaannya juga cenderung berulang, hal inilah yang membuat telinga bosan untuk mendengarnya.
Jika didengar pertanyaanya cenderung sederhana, tapi untuk menjawab seringkali bisa membuat sakit kepala. Misalnya setelah tamat SMA, trus ditanya nanti kuliahnya dimana? trus udah tamat kuliah ditanya lagi, kerja dimana? pas udah dapet posisi yang pas, ditanya lagi begini, kapan nikah inget umur? nah, trus pas udah nikah ditanya lagi belom punya anak?
Kadang juga sempet mikir, emang mereka yang nanya itu hidupnya mulus-mulus aja ya? kayak mereka gampang aja gitu dulunya lewatin masa Quarter Life Crisis. Mereka pake jurus apaan ya?
Buat sebagian orang mungkin dikasih pertanyaan seperti tadi bisa dianggap sebagai angin lewat, tapi kan semua orang ga sama karakternya, ada sebagian lagi yang justru bagi mereka pertanyaan itu adalah beban.
Menurut seorang psikolog dari University of Greenwich, London, Dr. Oliver Robinson, terdapat empat fase dalam Quarter Life Crisis. Setelah melewati kempat fase tersebut, maka cenderung sikap dan perilaku akan mulai berubah dalam menghadapi berbagai situasi, seperti mulai bisa berkomitmen terhadap kebutuhan diri sendiri.
Nah apa aja sih empat fase tersebut? ini dia
- Pertama, seseorang akan merasa terjebak dalam satu kondisi, baik itu dalam pendidikan, pekerjaan, hubungan asmara atau ketiganya. Dia akan merasa berada di suatu keadaan yang begitu menjerat dan tidak mudah baginya untuk keluar dari zona tersebut.
- Kedua, seseorang mulai merasa dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Ketika sadar akan posisinya yang rentan, dia akan berusaha keras untuk mengejar target dan mengubah segalanya menjadi lebih baik. Berhati-hatilah dalam melangkah karena jika kamu gagal dalam fase ini, maka akan kembali pada fase pertama. Bahkan bukan tidak mungkin dengan tingkat depresi yang lebih berat.
- Kegita, pada fase ini munculah keinginan untuk memulai kehidupan yang baru. Hal ini terjadi saat seseorang berhasil mencapai satu target dalam hidupnya. Sebagai contoh, ketika seseorang berhasil meraih gelar sarjana, maka akan timbul perasaan lega, bangga dan puas telah melewati fase perkuliahan. Hal ini tidak berlangsung lama, karena setelahnya dia akan merasa harus memupuk semangat lebih tinggi agar untuk mencari pekerjaan impian atau melanjutnya studinya ke jenjang yang lebih tinggi.
- Terakhir, fase keempat merupakan fase timbulnya komitmen dalam diri terhadap pendidikan, pekerjaan atau hubungan asmara yang tengah dijalaninya. Pada fase ini, kamu siap menghadapi tantangan dan kehidupan baru dengan segala aktivitas dalam hidupnya.
Nah, itu dia beberapa tahapan dalam perjalanan survive melewati Quarter Life Crisis. Btw, kamu berada di fase keberapa?
Komen dibawah ya, jangan lupa share juga biar sama-sama bisa sukses melewati Quarter Life Crisis.
